Begitu banyak orang Indonesai yang menghabiskan waktunya
memuja muja bangsa lain. Begitu banyak orang yang sepanjang hidupnya berkiblat
pada bangsa lain. 2 kiblat utama yang dipakai Manusia Indonesia adalah Jepang,
dan Amerika Serikat.
“Kalo di Jepang itu rapih! Orang-orangnya disiplin! Waktu sangat dihargai! Ga ada tuh yang namanya telat!”
Sejujurnya kawan, biarpun dibiayai untuk hidup disana, saya
tidak berkenan. Kenapa? Orang Jepang tidak punya moral seindah orang Indonesia.
Salah satu tag favorit di situs porno adalah “Japanese”. Pornografi bukan aib
disana. Membeli komik hentai semudah membeli rokok di Indonesia. Membeli
majalah dewasa tinggal ambil di mini market 24 jam. Sex toy teraneh yang pernah
anda bayangkan ada disana. Fetishme teraneh yang tidak terpikirkan dilayani
disana. Pernah sewaktu di dalam bus di jalanan Tokyo saya melihat seorang supir
taksi, di dalam taksinya masturbasi seakan-akan itu kamar rumahnya. Tidak,
seberapapun saya menikmati pornografi jepang, saya tidak mau hidup di
masyarakat yang menerima pornografi secara terbuka.
Orang Jepang punya Yakuza dkk. Premanisme dan Mafia di
Jepang merupakan salah satu yang paling ditakuti di dunia. Hampir setiap orang
terlibat mafia disana, bahkan Perdana Menteri Jepang pun baru baru ini
dikabarkan pernah terlibat Mafia.
Tempat sampah sangat sulit dicari disana. Tidak semua daerah
Jepang disiplin. Di Tokyo, pengguna eskalator berbaris di sebelah kiri untuk
memberi jalan bagi yang terburu-buru di sebelah kanan. Di Kobe, mereka berbaris
di kanan. Namun di Sendai, sama saja seperti Indonesia. Kiri kanan tidak ada
bedanya.
Anda bilang orang jepang disiplin. Coba lihat di youtube
video kereta jepang saat jam berangkat kerja. Mereka berdesakkan masuk kedalam,
biarpun sudah penuh sekalipun. Dan bahkan petugas keretanya pun turut membantu
mendorong mereka ke dalam. Bagaikan mendorong kornet kedalam kaleng. Apakah
anda yakin faktor safety terjaga di kondisi itu?
“Kalo di Amerika hidup tuh enak! Siapapun bisa jadi kaya! Hak hak manusia dihargai! Birokrasinya ga ribet!”
Meskipun tidak sebebas Amerika Serikat, pornografi Amerika
tak kalah hebatnya. Hampir setiap film dan series Hollywood punya adegan seks. Rasisme
dan diskriminasi begitu mendarah daging disana. Pernahkah anda menonton “My name
is khan”? Anda ingat seberapa besarnya penderitaan Shakhrukh Khan disana
sewaktu 9/11 baru terjadi? Benar bahwa siapapun bisa jadi kaya disana, tapi
selalu harus ada yang jatuh saat anda kaya. Sistem ekonomi disana menghalalkan
segala cara untuk meraup kekayaan terbesar sehingga persaingan yang ditimbulkan
sangatlah tidak sehat.
Perjudian begitu menjamur di Amerika sampai sampai ada satu
kota yang dibangun menjadi pusat perjudian, Las Vegas. Begitu banyak keluarga
yang bangkrut karena salah seorang ketagihan judi. Minuman beralkohol juga
sudah menjadi air putih bagi sebagian besar orang disana. Keagamaan tidak
diperdulikan di Amerika sana. Setiap orang bisa membuat agama sendiri dan
bahkan agama dijadikan sebuah cara untuk meraup kekayaan bagi pendirinya.
--
Seorang teman pernah mempublish tentang temannya yang tidak
mengalami ospek sama sekali di Jepang. Tentang Ospek di Indonesia membuat
didikan orang tuanya soal bersosialisasi hancur. Maaf kawan, tapi menurut saya,
itu kegagalan anda dalam menerima materi. Tugas ospek membuat sebuah kelompok
lebih mengenal satu sama lain, lebih akrab satu sama lain, dan siap menghadapi
apa yang diperlukan kelompok itu. Namun ada juga yang memberikan tugas tak
berguna dan tak beresensi. Ospeknya sendiri sering disalahgunakan. Mayoritas
hanya menggunakan bentakan tanpa esensi. Sebagian kecil menggunakan bentakan
beresensi. Di A pembentakan dilakukan tanpa esensi, namun di B saat saya salah
saya dikritik, saat saya benar saya dipuji.
Saya yakin, sesungguhnya di Jepang dan Amerika Serikat ada
juga Ospek. Namun teman dari teman saya tidak mengalaminya karena dia berada di
kelas Internasional. Kalau dia sekolah di sekolah lokal dan aktif disana, diapun
akan mengalami apa yang kita rasakan di Indonesia.
Anda lahir di Indonesia, anda besar di Indonesia, anda hidup mengandalkan sumber daya Indonesia, orang tua anda bernafkah dari uang Indonesia. Silahkan kritik negri ini, tapi jangan lupakan negri ini.