Manusia Indonesia

Posted: Wednesday 28 November 2012

Begitu banyak orang Indonesai yang menghabiskan waktunya memuja muja bangsa lain. Begitu banyak orang yang sepanjang hidupnya berkiblat pada bangsa lain. 2 kiblat utama yang dipakai Manusia Indonesia adalah Jepang, dan Amerika Serikat.

“Kalo di Jepang itu rapih! Orang-orangnya disiplin! Waktu sangat dihargai! Ga ada tuh yang namanya telat!”
Sejujurnya kawan, biarpun dibiayai untuk hidup disana, saya tidak berkenan. Kenapa? Orang Jepang tidak punya moral seindah orang Indonesia. Salah satu tag favorit di situs porno adalah “Japanese”. Pornografi bukan aib disana. Membeli komik hentai semudah membeli rokok di Indonesia. Membeli majalah dewasa tinggal ambil di mini market 24 jam. Sex toy teraneh yang pernah anda bayangkan ada disana. Fetishme teraneh yang tidak terpikirkan dilayani disana. Pernah sewaktu di dalam bus di jalanan Tokyo saya melihat seorang supir taksi, di dalam taksinya masturbasi seakan-akan itu kamar rumahnya. Tidak, seberapapun saya menikmati pornografi jepang, saya tidak mau hidup di masyarakat yang menerima pornografi secara terbuka.

Orang Jepang punya Yakuza dkk. Premanisme dan Mafia di Jepang merupakan salah satu yang paling ditakuti di dunia. Hampir setiap orang terlibat mafia disana, bahkan Perdana Menteri Jepang pun baru baru ini dikabarkan pernah terlibat Mafia.

Tempat sampah sangat sulit dicari disana. Tidak semua daerah Jepang disiplin. Di Tokyo, pengguna eskalator berbaris di sebelah kiri untuk memberi jalan bagi yang terburu-buru di sebelah kanan. Di Kobe, mereka berbaris di kanan. Namun di Sendai, sama saja seperti Indonesia. Kiri kanan tidak ada bedanya.

Anda bilang orang jepang disiplin. Coba lihat di youtube video kereta jepang saat jam berangkat kerja. Mereka berdesakkan masuk kedalam, biarpun sudah penuh sekalipun. Dan bahkan petugas keretanya pun turut membantu mendorong mereka ke dalam. Bagaikan mendorong kornet kedalam kaleng. Apakah anda yakin faktor safety terjaga di kondisi itu?

“Kalo di Amerika hidup tuh enak! Siapapun bisa jadi kaya! Hak hak manusia dihargai! Birokrasinya ga ribet!”
Meskipun tidak sebebas Amerika Serikat, pornografi Amerika tak kalah hebatnya. Hampir setiap film dan series Hollywood punya adegan seks. Rasisme dan diskriminasi begitu mendarah daging disana. Pernahkah anda menonton “My name is khan”? Anda ingat seberapa besarnya penderitaan Shakhrukh Khan disana sewaktu 9/11 baru terjadi? Benar bahwa siapapun bisa jadi kaya disana, tapi selalu harus ada yang jatuh saat anda kaya. Sistem ekonomi disana menghalalkan segala cara untuk meraup kekayaan terbesar sehingga persaingan yang ditimbulkan sangatlah tidak sehat.

Perjudian begitu menjamur di Amerika sampai sampai ada satu kota yang dibangun menjadi pusat perjudian, Las Vegas. Begitu banyak keluarga yang bangkrut karena salah seorang ketagihan judi. Minuman beralkohol juga sudah menjadi air putih bagi sebagian besar orang disana. Keagamaan tidak diperdulikan di Amerika sana. Setiap orang bisa membuat agama sendiri dan bahkan agama dijadikan sebuah cara untuk meraup kekayaan bagi pendirinya.

--

Seorang teman pernah mempublish tentang temannya yang tidak mengalami ospek sama sekali di Jepang. Tentang Ospek di Indonesia membuat didikan orang tuanya soal bersosialisasi hancur. Maaf kawan, tapi menurut saya, itu kegagalan anda dalam menerima materi. Tugas ospek membuat sebuah kelompok lebih mengenal satu sama lain, lebih akrab satu sama lain, dan siap menghadapi apa yang diperlukan kelompok itu. Namun ada juga yang memberikan tugas tak berguna dan tak beresensi. Ospeknya sendiri sering disalahgunakan. Mayoritas hanya menggunakan bentakan tanpa esensi. Sebagian kecil menggunakan bentakan beresensi. Di A pembentakan dilakukan tanpa esensi, namun di B saat saya salah saya dikritik, saat saya benar saya dipuji.

Saya yakin, sesungguhnya di Jepang dan Amerika Serikat ada juga Ospek. Namun teman dari teman saya tidak mengalaminya karena dia berada di kelas Internasional. Kalau dia sekolah di sekolah lokal dan aktif disana, diapun akan mengalami apa yang kita rasakan di Indonesia.

Anda lahir di Indonesia, anda besar di Indonesia, anda hidup mengandalkan sumber daya Indonesia, orang tua anda bernafkah dari uang Indonesia. Silahkan kritik negri ini, tapi jangan lupakan negri ini.